Pada bagian ini, para siswa belajar untuk melihat tradisi sebagai lebih dari sekadar seperangkat doktrin ortodoks yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui rantai transmisi otentik. Para siswa akan membaca tentang berbagai aliran pemikiran Islam yang saling bersaing, posisi Ghazali, Ibn Taymiyya, dan Ibn Khaldun, dan mempertimbangkan perdebatan antara al Biruni dan Ibn Sina. Sepanjang bagian ini kita mengajak para siswa untuk mempertimbangkan apakah kreativitas dan kontestasi tetap penting bagi teologi Islam.
Istilah kunci:
- Orientalisme
- Falsafah
- Metafisika
Thumbnail: “Idul Fitri, hari raya yang menandai akhir puasa Ramadhan,” Sudan. Kredit Foto: UNAMID, 2012. CC BY-NC-ND 2.0.
Materi Pembelajaran:
2.3.1 Membayangkan Ulang Tradisi
Profesor Studi Islam Ebrahim Moosa mengusulkan bahwa tradisi harus dinamis. (Adam Kliczek/"Hagia Sophia Medallion")
Baca selengkapnya2.3.3 Teologi Islam
Artikel dari Filsafat Islam Online ini menyajikan ikhtisar tentang tradisi teologi Islam dan aliran pemikirannya yang saling bersaing. (Ninara/"Mausoleum of Omar Khayyam")
Baca selengkapnya2.3.5 Video Kontestasi Intelektual
Peneliti utama Wacana Madrasah Ebrahim Moosa dan pengajar utama Mahan Mirza membahas Ghazali dan tempatnya dalam tradisi yang lebih luas.
Baca selengkapnya2.3.6 Hierarki dan Etika Islam
Apa artinya bagi Islam jika hanya elite laki-laki yang dapat mencapai perbaikan etika, dengan mengorbankan elite non-laki-laki?
Baca selengkapnya- Sebelumnya [2.2 Pertemuan Peradaban] Berikutnya