Proyek Wacana Madrasah beranggapan bahwa pembauran pemikiran Islam tradisional dengan pandangan-dunia ilmiah dan filosofis kontemporer dapat menghasilkan penegasan yang sangat kuat atas martabat manusia yang sangat penting bagi kehidupan-bersama secara damai di dunia yang pluralistik. Kurikulum pendidikan yang disajikan di sini berupaya untuk memungkinkan para ulama tradisional memperbarui tradisi mereka dengan memperdalam wawasan-pengetahuan teologis dan ilmiah mereka. Bermula dari sebuah proyek yang melibatkan lebih dari seratus pemuka muda melalui kursus intensif studi virtual dan tatap-muka, kurikulum Wacana Madrasah ini diniatkan sebagai langkah sederhana dalam upaya merevitalisasi budaya intelektual masyarakat Muslim.

Sejarah Proyek Ini

Dr. Moosa with a Madrasa Discourses student at the Qatar National Library, December 2017.

Dr. Moosa with a Madrasa Discourses student at the Qatar National Library, December 2017.

“Lakukan sesuatu untuk generasi para ulamāʾ muda berikutnya.”

Dr. Ebrahim Moosa, yang merupakan seorang lulusan madrasah sebelum menjadi profesor Studi Islam, berusaha untuk menghormati gagasan dari Akademi Fiqh India di India ini. Ia juga melihat berbagai tantangan yang dihadapi generasi baru pemimpin agama Muslim dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan kontemporer menyangkut kurikulum statis. Ketika ia tiba di Universitas Notre Dame, ia akhirnya melihat adanya kesempatan. Dengan dukungan dari John Templeton Foundation, Dr. Moosa mewujudkan kurikulum multi-tahun yang memanfaatkan sumber daya yang kaya dari tradisi Islam yang tidak menghindar dari berbagai tantangan filosofis yang ditimbulkan oleh kosmologi dan teknologi baru.

Dimulai dengan kelompok terpilih yang terdiri dari tiga puluh lulusan madrasah yang baru saja mendapatkan ijazah pada musim semi dan musim panas 2017, proyek Wacana Madrasah ini menawarkan pengalaman pendidikan tiga-tahun yang transformatif dengan konsekuensi yang luas. Ia menyediakan alat, pengalaman, dan sumber daya intelektual untuk menghargai nilai-nilai pandangan kosmopolitan yang sejalan dengan cita-cita Islam tertinggi dan selaras dengan nilai-nilai sosial dan politik dari hidup berdampingan secara damai di dunia multi-agama dan multi-kultural. Proyek ini membekali para lulusannya, yakni para pemimpin dan cendekiawan masa depan, untuk menghadapi dunia yang mengglobal dengan cepat di era informasi dan era digital.

Para Ulama memberikan bimbingan keagamaan yang penting dalam nilai-nilai dan praktik sehari-hari kepada umat Islam di seluruh dunia. Mereka adalah penjaga wawasan-pengetahuan tradisional dalam masyarakat Muslim, serta membantu membentuk pandangan sosial dan budaya komunitas mereka. Meningkatkan kapasitas para teolog ini dapat memunculkan dampak yang berlipat ganda bagi jutaan orang. Dampak transformatif pada ulamāʾ, dan selanjutnya, pada masyarakat Muslim di luar Asia Selatan, adalah tujuan jangka panjang dari proyek ini.

Kurikulum Wacana Madrasah

Halaman web ini menyajikan kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli Studi Islam dan disempurnakan melalui berbagai pertemuan kelas yang tak terhitung jumlahnya dengan lulusan madrasah dari seluruh dunia. Kami membagikan materi ini secara gratis dengan harapan ia dapat menjangkau dan menginspirasi mereka yang berusaha menerapkan pembelajaran Islam mereka sendiri bagi pertanyaan-pertanyaan tentang masa depan multikultural yang sarat teknologi.

Dibayangkan sebagai sebuah kursus yang bergerak dari sejarah ke sains ke teologi (atau dari masa lalu ke masa kini ke masa depan), program ini berharap dapat melahirkan pemikiran kreatif di antara para siswa yang mulai melihat tradisi mereka sendiri sebagai bagian dari percakapan manusia dan antarperadaban yang lebih besar berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang asal usul dan tujuan hidup. Mereka akan melihat tradisi sebagai sesuatu yang dibangun dalam sejarah oleh para pemikir independen yang menggunakan sarana-sarana intelektual paling canggih yang mereka miliki untuk menafsirkan kitab suci dalam terang gagasan, filosofi, dan pandangan dunia kontemporer. Pada akhir kursus, para siswa diharapkan akan dapat mulai berpikir kreatif dalam mengartikulasikan pemikiran Islam dengan menggunakan istilah dan konsep yang relevan dengan arus intelektual kontemporer dan persoalan-persoalan global modern.

Untuk membaca lebih lanjut tentang pembaruan pemikiran Islam, kami mengundang Anda untuk membaca: “Contending Modernities Goes to the Madrasa” dan “Madrasa Graduates: Children of Abraham and Aristotle.”

Tim Wacana Madrasah

Proyek Wacana Madrasah dipimpin oleh Peneliti Utama Dr. Ebrahim Moosa. Dr. Mahan Mirza adalah staf pengajar utama dari 2016-2019, dan Dr. SherAli Tareen dan Dr. Josh Lupo sejak 2019 melanjutkan sebagai staf pengajar utama AS dan Koordinator Kelas. Dr. Waris Mazhari dan Dr. Ammar Khan Nasir masing-masing menjabat sebagai staf pengajar utama di India dan Pakistan. Kunjungi halaman Tim Wacana Madrasah untuk mempelajari lebih lanjut tentang setiap anggota fakultas dan apa yang membuat mereka tertarik pada proyek ini. Proyek ini bertempat di inisiatif penelitian Contending Modernities di Institut Kroc untuk Studi Perdamaian Internasional, Keough School of Global Affairs, di Universitas Notre Dame.