Ebrahim Moosa, Peneliti Utama

Co-Direktur, Melawan Modernitas

Guru Besar Studi Islam; Departemen Sejarah & Institut Kroc untuk Studi Perdamaian Internasional

Ebrahim Moosa PhD (Universitas Cape Town, 1995) adalah Profesor Studi Islam di Universitas Notre Dame dengan jabatan di Departemen Sejarah dan Institut Kroc untuk Studi Perdamaian Internasional di Keough School of Global Affairs. Dr Moosa sebelumnya menjabat di Universitas Duke, Universitas Stanford, dan Universitas Cape Town. Dia juga aktif di beberapa dewan penasihat internasional terkemuka dan berinteraksi dengan berbagai komunitas dan pemimpin di dunia Muslim dan sekitarnya. Dr. Moosa memperoleh gelar ‘alimiyya dengan spesialisasi Studi Islam dan Studi Arab (1981) dari Darul Uloom Nadwatul ‘Ulama, salah satu seminari Islam terkemuka di India di kota Lucknow, Uttar Pradesh. Ia juga memiliki gelar BA dari Universitas Kanpur, dan diploma pascasarjana dalam bidang jurnalisme dari City University di London. Ia memperoleh gelar MA (1989) dan PhD (1995) dari Universitas Cape Town.

Dr. Moosa adalah ahli pemikiran Islam, yang meliputi hukum Islam modern dan pramodern, teologi, etika Muslim kontemporer, dan pemikiran politik. Ia adalah intelektual publik terkemuka dan masuk daam 500 Muslim paling berpengaruh dalam publikasi tahunan 2009 yang diterbitkan bersama oleh Pusat Pemahaman Kristen-Muslim Pangeran Waleed Bin Talal di Universitas Georgetown dan Pusat Studi Strategis Islam Kerajaan Yordania. Pada tahun 2007 ia menyampaikan Ceramah Durus Hasaniyya kepada Yang Mulia Raja Mohammed VI dari Maroko dalam bahasa Arab dalam siaran langsung ke audiens regional. Pada 2012 ia menyampaikan Ceramah Langford di Universitas Duke, dan pada November 2014 memberikan Ceramah Dunia tentang Agama dan Konflik di Union College.

Dr. Moosa terdidik di institusi Islam tradisional (ortodoks) di India dan di akademi modern yang mengkhususkan diri dalam studi agama di Universitas Cape Town. Ia memiliki rekam jejak dalam menjangkau banyak audiens di seluruh dunia. Dalam perannya sebagai cendekiawan dan intelektual publik, Dr. Moosa telah memberikan ceramah kepada audiens yang mencakup di antaranya negarawan global terkemuka dan para pemimpin pemikiran seperti mantan Presiden Bill Clinton, mantan menteri luar negeri Hillary Clinton, mantan Perdana Menteri Abdullah Badawi dari Malaysia, pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, dan para menteri negara di Turki.  Dr Moosa menjadi konsultan untuk kantor mendiang Presiden Nelson Mandela dari Afrika Selatan serta bagi para anggota kabinetnya. Ia telah memberikan ceramah kepada audiens di Dewan Hubungan Luar Negeri, Konferensi Penulis Sun Valley, bekerja dengan para pejabat PBB menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan di dunia Islam, dan berpartisipasi dalam berbagai inisiatif internasional dan bergengsi lainnya. Ia sering menerbitkan artikel opini di terbitan-terbitan terkemuka seperti The Boston Review, Atlanta Journal-Constitution, Washington Post, The New York Times dan sering menjadi komentator tentang persoalan Islam, agama, dan dunia.

Dr. Moosa telah banyak menerbitkan karya-karya tentang sejarah pemikiran Islam kontemporer, reformasi Islam dan rekonstruksi tradisi. Minat ilmiahnya berkisar mulai dari pendidikan Islam tradisional, hak asasi manusia, gender, politik, dan kewarganegaraan hingga bioetika dan sains dan manusia. Bukunya, What is a Madrasa?, yang diterbitkan pada tahun 2015, merupakan studi penting tentang seminari-seminari Islam tradisional Asia Selatan (University of North Carolina Press). Ia juga telah menerbitkan karya tentang pemikiran Islam abad pertengahan, dengan referensi khusus kepada pemikir besar Muslim abad kedua belas, Abu Hamid al-Ghazali (w. 1111). Bukunya yang memenangkan hadiah, Ghazali and the Poetics of Imagination (University of North Carolina Press, 2005). dianugerahi Buku Pertama Terbaik dalam Sejarah Agama oleh American Academy of Religion. Ia juga adalah co-editor The African Renaissance dan Afro-Arab Spring, yang terbit pada Musim Panas /Semi mendatang (Georgetown University Press, 2015). Karya-karyanya yang sudah diterbitkan adalah: Islam in the Modern World (Routledge, 2014) and Muslim Family Law in Sub-Saharan Africa: Colonial Legacies and Post-Colonial Challenges (Amsterdam University Press, 2010). Ia juga editor manuskrip terakhir mendiang Profesor Fazlur Rahman, Revival and Reform in Islam: A Study of Islamic Fundamentalism (Oxford: Oneworld, 2000).

Di Universitas Notre Dame, Dr. Moosa ditugaskan untuk merancang program inovatif dalam Pemikiran Islam dan Masyarakat Muslim (ISTHMUS) di Keough School of Global Affairs dengan kemitraan di College of Arts and Letters. ISTHMUS bercita-cita menjadi tempat utama studi Islam baik dalam konteks kontemporer maupun historis dengan perhatian khusus pada etika, hukum, politik dan masyarakat. Dr. Moosa juga menjadi pembina Contending Modernities, sebuah proyek multi-disiplin yang ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih besar tentang cara-cara kekuatan agama dan sekuler berinteraksi di dunia modern. Sebagai bagian dari inisiatif itu, Dr. Moosa mendapatkan pendanaan dari John Templeton Foundation untuk membekali para lulusan madrasah dengan sarana-sarana intelektual untuk terlibat dalam arus intelektual zaman kita. Setelah dirinya mengalami tantangan konseptual transisi dari madrasah ke konteks akademis, Dr. Moosa, dalam kata-katanya sendiri, “tidak dapat tidak terlibat dalam proyek semacam itu” pada tahap ini dalam karir profesionalnya. Dalam upayanya dengan para mahasiswa Madrasah, Dr. Moosa berusaha membuat transisi ini lebih mudah bagi generasi sarjana Islam berikutnya.

Waris Mazhari, Pengajar Utama di New Delhi

Pengajar Utama, Melawan Modernitas
Dosen, Jamia Millia Islamia

Dr. Waris Mazhari PhD (Jamia Millia Islamia, 2013) saat ini menjadi dosen tamu di Departemen Studi Islam, Jamia Millia Islamia, di New Delhi. Selama lima belas tahun terakhir, ia telah bergabung dengan Organisasi Darul Uloom Deoband Old Boys sebagai editor jurnal bulanan bahasa Urdu, Tarjuman-e- Darul Uloom. Dr. Mazhari menjabat sebagai Research Associate for Virtual Dialogues, sebuah inisiatif di Universitas Duke di North Carolina, AS, dari Agustus 2011 hingga Juli 2013. Majalah bulanan Communalism Combat mendedikasikan edisi khusus bagi tulisan-tulisannya tentang dialog perdamaian, non-kekerasan, dan antaragama, dengan tema Menemukan Kembali Tradisi Toleran dalam Islam, pada Mei 2010. Dr. Mazhari adalah seorang penulis yang produktif dengan banyak artikel dan banyak buku. Karyanya di antaranya adalah Hindustani Madaris ka talimi nizam aur us men islah ki zarurat: aik jaiza, sebuah karya yang membahas perlunya reformasi dalam kurikulum madrasah, yang diterbitkan dalam bahasa Urdu pada tahun 2014. Minat utamanya adalah di bidang dialog antaragama, perdamaian dan harmoni sosial, rekonstruksi pemikiran keagamaan dalam Islam, dan reformasi di madrasah India. Banyak artikelnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa lain.

Lahir dalam keluarga kelas menengah di sebuah desa kecil, Dr. Mazhari tumbuh di pedesaan India jauh dari pusat-pusat kosmopolitanisme, pembangunan, dan teknologi kota. Ia kehilangan orang tuanya saat masih bayi, mengenyam sedikit pendidikan formal di tahun-tahun pertumbuhannya, dan dipekerjakan sebagai pekerja anak di sebuah perkebunan. Ia akhirnya menerima pendidikan agama dasar dari sebuah madrasah lokal di mana ia menghafal seluruh Al-Qur’an. Namun, pada usia enam belas tahun ia telah menyelesaikan prasyarat untuk secara resmi bergabung dengan sebuah madrasah, dan mendaftar di Darul Uloom Deoband yang terkenal. Lulus dengan gelar Fazilat (setara dengan tingkat pascasarjana) pada tahun 1995, Dr. Mazhari melanjutkan ke Jamia Millia Islamia, New Delhi, lulus pada tahun 2005, dan menerima gelar master pada tahun 2008 dalam Studi Islam. Ia menerima gelar PhD pada tahun 2013 dari universitas yang sama.

Keterlibatan Dr. Mazhari dengan isu-isu yang berkaitan dengan reformasi madrasah membuatnya memenuhi syarat dan antusias untuk proyek “Memajukan Literasi Ilmiah dan Teologis dalam Wacana Madrasah” di India. Bagi Dr. Mazhari, membawa wacana akademik kontemporer ke dalam percakapan dengan pendidikan madrasah diperlukan untuk menjaga pendidikan tradisional tetap hidup dan relevan di dunia modern. Ia telah menulis tiga buku tentang pendidikan madrasah di India dan, sebagai lulusan salah satu madrasah paling terkenal, ia percaya bahwa reformasi diperlukan untuk memperkaya dan memberi para sarjana muda nuansa keterlibatan  dengan dunia. Dr. Mazhari sangat percaya pada peran penting yang dimainkan madrasah dalam sejarah peradaban Muslim dan menganggap kerjanya sebagai upaya sederhana untuk mempertahankan warisan itu.

Ammar Khan Nasir, Pengajar Utama di Gujranwala

Pengajar Utama, Melawan Modernitas
Professor, GIFT University

Muhammad Ammar Khan saat ini mengajar Studi Arab dan Islam di Universitas GIFT di Gujranwala, Pakistan. Ia menjabat sebagai editor dari Bulanan Al-Syariah sejak tahun 2000 dan menjadi asisten editor dari tahun 1989-2000. Sebelum bergabung dengan GIFT, ia mengajar berbagai mata pelajaran dalam kursus Dars-e Nizami di Nusrat al-Uloom dari tahun 1996 hingga 2006.

Lahir dan dibesarkan di Gakhar Gujranwala, Pakistan, Muhammad Ammar Khan Nasir mengikuti jejak ilmiah ayahnya, Mawlana Zahid al-Rashidi, yang dikenal dengan pendekatan keagamaan yang masuk-akal dan seimbang, dan kakeknya, Mawlana Muhammad Sarfaraz Khan Safdar, dianggap sebagai suara akademik Sekolah Deobandi di negara tersebut. Setelah memulai pendidikan agamanya di Madrasah Anwar al-Uloom Gujranwala, ia melanjutkan studinya untuk memperoleh Syahadat Alamiyyah dari Madrasah Nusrat al-Uloom Gujranwala pada tahun 1994. Ia kemudian memperoleh gelar master dalam Sastra Inggris dari Universitas Punjab pada tahun 2001.

Karya-karya tulis Muhammad Ammar Khan sebagian besar dalam bahasa Urdu. Karya pertamanya, Imām Abū anīfa wa-ʿamal biʾl-adīth (Imam Abu Hanifa dan Ketaatan Hadis) dicetak pada tahun 1996. Pada tahun 2007, ia secara akademis meninjau rekomendasi Dewan Ideologi Islam, Pemerintah Pakistan, tentang Hukuman Islam . Penelitiannya tentang masalah ini kemudian disusun dan diterbitkan oleh Al-Mawrid, sebuah Yayasan Penelitian dan Pendidikan Islam di Lahore, berjudul Udūd-o Taʿzīrāt: chand aham mabāith (Pembahasan KUHP Islam). Karya penelitiannya yang lain di antaranya Masjid Aqā kī tārīkh awr haqq-i tawalliyāt (Sejarah Masjid Suci di Yerusalem dan Pertanyaan tentang Perwaliannya) dan Jihād – Aik Muālaʿa (Studi Kritis tentang Pemahaman Teologis tentang Jihad). Karyanya tentang Masjid Aqsa terutama terkait dengan subjek agama dan transformasi konflik di mana ia mencoba untuk menuntaskan solusi yang bisa diterapkan bagi konflik agama paling sulit di dunia saat ini. Artikel-artikel penelitiannya tentang berbagai masalah agama muncul secara teratur di Bulanan Ishrāq, Lahore; Bulanan Al-Sharīʿah, Gujranwala; dan Bulanan Nurat al-ʿUlūm, Gujranwala.

SherAli Tareen, Staf Pengajar Berbasis-AS

Associate Professor of Religious Studies di Franklin and Marshall College

SherAli Tareen adalah Associate Professor Studi Agama di Franklin and Marshall College, dan penulis buku Defending Muhammad in Modernity (University of Notre Dame Press, 2019). Karyanya berpusat pada pemikiran intelektual Muslim di Asia Selatan modern dengan fokus pada perdebatan dan polemik intra-Muslim tentang pertanyaan-pertanyaan penting seputar hukum, etika, dan teologi. Tareen juga tertarik pada persinggungan antara sekularisme dan pemikiran intelektual Muslim, pemikiran politik Muslim, dan politik revolusioner Muslim pada periode antar-perang. Berbagai artikelnya muncul di Journal of Law and Religion, Muslim World, Political Theology,  Islamic Studies, Journal of the Royal Asiatic Society, ReOrient, dan banyak lainnya. Publikasi akademisnya dapat ditemukan di:

http://fandm.academia.edu/sheralitareen

Josh Lupo, Koordinator Kelas

Penulis/Peyunting Konten Contending Modernities; Koordinator Kelas, Wacana Madrasah
Kroc Institute for International Peace Studies

Josh adalah penyunting dan penulis untuk Blog Contending Modernities dan koordinator kelas untuk program Wacana Madrasah. Dalam perannya sebagai penyunting dan penulis blog, ia menyiapkan postingan untuk publikasi, meminta para sarjana untuk berkontribusi pada blog, dan menulis postingan blog. Dalam perannya sebagai koordinator kelas untuk Wacana Madrasah, ia mengembangkan kurikulum dan mengelola sistem pembelajaran daring.

Josh mendapatkan gelar PhD pada musim semi 2018 dari Departemen Agama Florida State University. Minat penelitiannya meliputi teori dan metode dalam studi agama, filsafat baik dalam maupun tentang tradisi monoteistik, dan teori politik. Disertasinya, “After Essentialism,” menganalisis bagaimana para fenomenolog agama pada paruh pertama abad kedua puluh mencerna — dan salah memahami — fenomenologi filosofis klasik, dan berpendapat bahwa fenomenologi eksistensial Heidegger adalah model kritik ilmiah dalam studi agama kontemporer. Ia telah menerbitkan berbagai artikel dan ulasan di Soundings, Reading Religion, Sophia, dan Religius Studies Review.